RSS

Pelamaran Kerja


Curriculum Vitae
1.Identitas:
Nama: Umar Faruq Abdurrahman
Jenis Kelamin: Laki-laki
TTL: Jakarta, 17 Mei, 1998
Kewarganegaraan: Indonesia
Agama: Islam
Status: Single
Alamat lengkap: Depok, Griya Tugu Asri, blok B1/1A
Telepon: 085691916563
Tinggi: 159 cm
Berat: 46
2.Pendidikan:
SMPIT Madrasah Internasional Techno Natura
Tahun Kelulusan:2010
3.Kemampuan
Kemampuan:Di bidang Desain Grafis.Bisa mengunakan Media adobe photoshop, adobe illustrator, dan corel draw untuk mendesain.







Surat Lamaran Kerja
Kepada Yth,
Bapak Rustamaji
PT.Techno Natura
Jl.Techno Park
Kelapa dua, Depok

Dengan hormat,
Saya berusia 21 tahun, dan telah menyelesaikan kuliah S1 jurusan Desain Grafis di Institut Technologi Bandung (ITB), Bandung pada bulan Januari 2011, dengan IPK 3.21. Selain kuliah, selama 1 tahun terakhir saya telah membuka usaha Desain Interior di rumah.

Untuk keterangan lebih terpinci, bersama ini saya lampirkan juga surat keterangan pengalaman kerja, surat tanda kelulusan dari ITB Bandung, daftar Riwayat Hidup singkat, dan foto terbaru saya

Saya berkeyakinan bahwa surat ini beserta lampirannya belum cukup untuk dijadikan bahan pertimbangan.Oleh karena itu saya berharap Bapak akan memberikan suatu kesempatan wawancara kepada saya, sehingga dapat diperoleh keterangan mengenai diri saya secara lebih terperinci dan lengkap.

Hormat saya,



Umar Faruq Abdurrahman

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Article

Monday, 08/11/2010 go to school as usual on at 07.30 to play football he got half an hour bola.When play a Soccerball I get ready for the Rs (Religious Study). After that I go directly to the techno park to learn the English language.When he got my techno park immediately get ready to learn the English language, along with continuing problems given Mr.Arfan.We requests for money for the delivery of English language books, but I forgot to bring money, so tomorrow I can pay money for the delivery of English language books. Mr.Arfan difficult task given the job so we were given our Homework.After finished studying English language, with Mr.Arfan we continue to study English language, together Mrs.Tish, we learn to make Time Date.I forget to bring a book called Project # 1, so I borrow books owned by Fadhil.After learning together Mrs.Tish we learned in Al-Jabbar 2, we learn Mathematics.After studying mathematics we eat together at home kak Reza, then we went to the mosque to pray in congregation dzuhur.After prayers in congregation dzuhur we returned to Aljabbar 2 to learn more........
                                                                 CONTINUED

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mark Zuckerberg Sang Pencipta FACEBOOK

facebook
(Source: TEMPO Interaktif,Kamis, 05 Februari 2009)
Mark Zuckerberg, yang tepat lima tahun lalu meluncurkan Facebook, dikenal jenius komputer sejak SMP. Pemuda 25 tahun ini mengendalikan Facebook dengan cerita kontroversi mulai dari ide pembuatan sampai cara mengendalikan komputer.
Situs Facebook ini sekarang memiliki 150 juta pengguna di seluruh dunia dan membuat penciptanya yang kuliahpun tidak lulus, Mark Zuckerberg, menjadi orang terkaya ke-321 di dunia.
Pada dasarnya Zuckerberg itu sudah dikenal jenius. Di SMA, ia masuk tim matematika sekolah, tim Olimpiade iptek, kelompok musik, grup penggemar bahasa Latin, sampai–yang paling ia kuasai–bermain anggar. Pada 2000, ia bahkan tercatat sebagai pemain terbaik saat kejuaraan anggar wilayah New York.
Tapi yang benar-benar diakui adalah jagonya menyusun program untuk Internet sehingga dua raksasa teknologi informasi Amerika Serikat, AOL dan Microsoft, pernah berusaha merekrut saat ia belum kuliah.
Pacarannya dengan komputer dimulai saat ia mendapat hadiah komputer dari ayahnya pada kelas 6. Segera saja bocah kelahiran 14 Mei 1984 itu membeli buku tentang membuat program komputer paling dasar: “C++ for Dummies”
Ayahnya ini dokter gigi di White Plains, New York. Ayahnya memasukkannya di sekolah negeri sampai lulus SMP. Baru di SMA, ayahnya mengirim ke sekolah asrama swasta mahal Phillips Exeter Academy.
Di kelas tiga SMP, ia menciptakan versi komputer permainan papan Risk yang berlatar belakang Kekaisaran Romawi. Di SMA, ia makin terkenal pakar komputer.
“Mereka itu murid paling jago komputer di sekolah,” kata Kristopher Tillery, teman sekelas yang membuat situs dengan Zuckerberg. Situs itu memungkinkan murid Exeter membeli makanan kecil via Internet.
Zuckerberg dan teman sekamar di asrama, Adam D’Angelo, menulis program pemutar MP3 bernama Synapse. Program ini bisa melacak kegemaran para pemutarnya dan tercium dua raksasa teknologi informasi, Microsoft dan AOL. Dua perusahaan ini tidak hanya berusaha membeli programnya, tapi juga merekrut mereka berdua.
Tapi keduanya menolak. Zuckerberg memilih jadi “anak biasa” dan kuliah di Harvard dengan jurusan yang jauh dari dunia komputer: psikologi (meski ia juga mengambil kuliah-kuliah komputer).
Zuckerberg menciptakan Facebook saat ia menjadi mahasiswa psikologi di Universitas Harvard. Meski kuliah di jurusan psikologi, Zuckerberg ini jago membuat program komputer untuk bersenang-senang saja.
Mungkin karena latar belakang jurusan psikologi, ia gemar membuat situs sosial. Program itu, antara lain, Coursematch untuk melihat para mahasiswa bisa melihat mata kuliah yan diambil teman. Ia juga menciptakan Facemash, yang memungkinkan para pengguna mengukur daya tarik orang lain.
Sejak itu, Zuckerberg masuk ke wilayah yang kemudian menjadi salah satu andalan Facebook: mengintip. Orang bisa mengintip mata kuliah apa yang diambil orang lain.
Program ini lumayan populer tapi kemudian berantakan. Penyebabnya satu: Zuckerberg menjadikan laptopnya sebagai server sehingga tidak kuat dengan banyaknya orang yang menggunakannya.
Sebagai anak kuliah, Zuckerberg juga jatuh cinta tapi cintanya ini ditolak. Setelah bermabuk-mabukan untuk melupakan patah hati ini, ia kembali ke dunia komputer.
Ia membuat program kurang ajar yang meledek para teman-teman kuliah ceweknya di situs yang ia namai Facemash.com. Isinya sederhana: ia mencuri data teman-teman cewek sekelas, dipajang di Facemash, dan pengunjung bisa membandingkan dengan yang lain. Semula ia bahkan ingin membandingkan dengan binatang, tapi dibatalkan.
Situs ini menjadi top di Harvard. Dalam semalam, 450 mahasiswa Harvard mendaftar dan membuka 22 ribu halaman. Dalam beberapa jam, otoritas Harvard mencium ulah kurang ajar ini dan Zuckerberg diminta menutup situsnya.
Ide membuat Facebook ini sudah beredar cukup luas di Harvard. Sepuluh bulan sebelum Facebook diluncurkan, seorang mahasiswa keturunan India, Divya Narendra, sudah menggagas situs sosial bagi mahasiswa.
Zuckerberg ditawari mengerjakan situs ini dan bersedia. Belakangan ia malah membuat program sendiri–dan bernama Facebook–sehingga Narendra menuduh Zuckerberg mencuri gagasannya.
Zuckerberg membuat Facebook bersama Dustin Moskovitz, Chris Hughes, dan dengan dibantu dana Eduardo Saverin.
Nah, tepat lima tahun lalu, Zuckerberg, yang baru berusia 20 tahun, meluncurkan “the Facebook” khusus untuk mahasiswa Universitas Harvard. Nama itu mengikuti daftar yang mesti diisi mahasiswa dan staf baru Universitas Harvard.
Hanya dalam 24 jam setelah diluncurkan, 1.200 mahasiswa Harvard sudah menjadi anggota. Dalam sebulan, separuh warga Harvard menjadi anggota.
Keberhasilan ini membuat Zuckerberg membuka keanggotaan “the Facebook” untuk seluruh mahasiswa Boston lain, tidak hanya Harvard. Belakangan dibuka bagi mahasiswa Ivy League–kelompok delapan kampus paling top Amerika Serikat–dan kemudian seluruh mahasiswa di Amerika Serikat.
Nama “the Facebook” berubah menjadi Facebook.com setelah alamat ini dibeli Zuckerberg dengan harga US$200 ribu (Rp 2,3 miliar) mulai Agustus 2005.
Sebulan setelah namanya menjadi Facebook, anak SMA bisa menjadi anggota. Bulan berikutnya, Zuckerberg membuka akses “the Facebook” untuk siapapun asal usianya di atas 13 tahun sehingga beredar sampai Indonesia.
Situs ini gratis dan mendapat keuntungan dari iklan. Isinya juga terus dikembangkan, termasuk menerima program kecil, seperti Scrabble, dipasang di halaman Facebook.
Sejak tahun lalu, di seluruh dunia Facebook sudah mengalahkan MySpace sebagai situs sosial paling populer. Di Indonesia, pengguna situs sosial Friendster banyak yang berimigrasi ke Facebook.
Agak sulit menjelaskan mengapa Facebook bisa demikian terkenal sehingga sampai ada perusahaan memblok situs ini di server mereka dengan alasan karyawannya lebih memilik ber-Facebook daripada bekerja.
Yang jelas, pada pengguna cenderung menjadi seperti misionaris, mereka akan berkotbah hebatnya Facebook dan membujuk orang lain menggunakannya. Mereka akan membujuk temannya, tidak hanya via email, tapi langsung. Bahkan ada yang membuatkan rekening Facebook agar temannya bergabung.
Zuckerberg keluar dari Harvard gara-gara Sean Parker, salah satu pendiri Napster. Saat itu, Parker melihat pacarnya, yang kuliah di Stanford, dan teman-temannya penjadi pecandu Facebook. Parker mengajar Zuckerberg dan Saverin bertemu dan bercerita bagaimana mengumpulkan modal di Lembah Silikon, California.
Kurang dari sebulan, Parker sudah bertemu dengan para pendiri Facebook ini di Palo Alto, Lembah Silikon. Segera saja Parker mempertemukan mereka dengan para pemodal dan akhirnya menjadi sejarah.
Facebook sangat terkenal dan Mark Zuckerberg sangat kaya. Majalah Forbes menempatkannya pada urutan 321 orang terkaya dunia dengan harta diperkirakan US$ 1,5 miliar (Rp 17,4 triliun). Tapi ia masih tampil sangat berantakan, tidak berbeda dengan anak muda lainnya. Kemana-mana ia menggunakan jins, kaos, dan sandal. Dua ponsel, BlackBerry dan iPhone, selalu ditenteng.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Siswa Madrasah Techno Natura, Depok, Ciptakan Teleskop Robot

Setiap kali pulang dari bepergian seusai liburan, akuarium Sayyidathu Thifal Atqiyya (16) selalu kotor dan terkadang ikannya mati karena tak terurus. Itu pula yang dialami Zuraidah Hanifah (15).

Setelah berpikir panjang mencari solusi, kedua siswi sekolah-rumah (homeschooling) Madrasah Techno Natura, Depok, itu akhirnya membuat simulasi robot ekosistem yang bisa mengatur kelembaban udara, daratan, dan temperatur air di akuarium.

”Oleh karena itu, ia kami namakan robot ekosistem atau Eco-Bot. Ide awalnya sederhana, ya, bermula dari masalah akuarium itu. Kami kemudian mencari cara gimana biar akuarium enggak kotor lagi kalau ditinggal pergi,” kata Thifal, siswa sekolah-rumah yang kini duduk di bangku sekolah setara kelas II SMA itu, sambil tersenyum.

Meski tak persis sama, Leuan Andalver Noble dan Habib Adib Wahono—keduanya juga siswa sekolah-rumah Techno Natura—memiliki pengalaman relatif serupa dengan masalah yang dihadapi Thifal dan Zuraidah. Lantaran setiap kali hendak memakai teleskop di sekolah harus bergantian dengan teman lain, Leuan dan Adib kemudian berpikir untuk membuat teleskop robotik (T-Bot).
”Maklum, teleskop milik sekolah mereka terbatas,” kata Leuan Andalver.

Guna mengatasi keterbatasan itu, mereka lalu membuat teleskop robot yang dihubungkan dengan laptop. Dengan begitu, para siswa tidak perlu saling berebut atau harus bergantian mengintip obyek melalui lubang teleskop. Dengan T-Bot yang mereka buat hanya dalam waktu dua minggu tersebut, para siswa akhirnya bisa sama-sama melihat hasil ”bidikan” teleskop yang ”dipancarkan” melalui layar laptop. Meski belum sempurna, gerakannya masih relatif kasar, satu langkah besar sudah mereka tancapkan.

Impian Eco-Bot

Thifal dan Zuraidah memakai media terarium (biosfer buatan paling alami karena fungsi biologis yang terjadi mirip dengan di alam) untuk menyelesaikan masalah perawatan akuarium. Terciptalah miniatur ekosistem tertentu, seperti ekosistem danau dan sungai lengkap dengan daratannya.

”Kami atur temperatur atau kelembaban udara, daratan, dan volume air dengan robot yang dipasangi sensor,” tutur Zuraidah, yang duduk di bangku sekolah setara kelas III SMP itu.

Semua pengaturan dilakukan otomatis oleh robot dengan bantuan sensor yang dipasang di beberapa titik. Jika, misalnya, kondisi air terlalu panas dan dideteksi sensor, robot akan menghidupkan kipas angin untuk mendinginkan airnya. Sebaliknya, jika udaranya terlalu kering, robot akan mengeluarkan uap air.

Proyek Eco-Bot ini baru tergarap 80 persen dan sempat terbengkalai karena Thifal dan Zuraidah sibuk belajar pelajaran lain. Paling tidak, menurut mereka, perlu waktu 4-6 minggu untuk menyelesaikan Eco-Bot dalam akuarium berukuran 1 meter x 1 meter.

Keduanya yakin, jika menggunakan teknologi yang kian canggih, Eco-Bot yang lebih canggih bisa dibuat untuk kepentingan lebih luas. Taruhlah seperti untuk digunakan di kebun binatang. Bahkan, Thifal punya impian Eco-Bot bisa dipakai untuk mencegah kepunahan ekosistem atau bencana tanah longsor.
Keempat siswa Techno Natura itu berkesempatan memamerkan proyek robot mereka bersama delapan siswa dari dua SMA di Jakarta (SMA Negeri 28 dan SMA Labschool) ketika berbincang santai dan akrab dengan 12 siswa di California, Los Angeles, AS, melalui digital video conference (DVC) dengan jaringan satelit, akhir April lalu, di Kedutaan Besar AS, Jakarta.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Amerika Serikat dan Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) itu, para siswa bertukar informasi dan pengalaman menggarap proyek robotik hingga ngobrol hal-hal ringan, seperti makanan favorit dan hobi masing-masing.

Kegiatan DVC ini, kata Direktur Komunikasi Strategis dan Direktur Bidang Pendidikan Pusat Penelitian Penerbangan Dryden milik NASA John R O’Shea, termasuk langkah awal untuk mengeksplorasi peluang kerja sama AS-Indonesia melalui bidang sains dan teknologi. ”Semoga kita bisa kontak terus untuk menindaklanjuti kemungkinan melakukan proyek robotik bersama,” ujarnya.

Bagi David E Alexander, Koordinator NASA Digital Learning Network untuk Pusat Penelitian Penerbangan Dryden-NASA, berbagi pengalaman antarsiswa penting untuk membuka kesempatan dan wawasan agar siswa termotivasi mewujudkan impiannya melalui sains dan teknologi. ”Pesan NASA untuk anak-anak, salurkan bakat dan potensi yang ada dan bekerja keraslah. Hanya itu satu-satunya cara mewujudkan impian,” ujarnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS